Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan


Manajemen Humas Dan Pelaksanaannya  Di MTS Almaarif 01 Singosari

Hasil gambar untuk manajemen humas


Hubungan masyarakat atau humas menurut Nasution (2010:11) dalam Benty dan Gunawan merupakan fungsi manajemen yang khas mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dan publiknya mengenai komunkasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama dengan melibatkan penerangan dan tanggungjawab manajemen untuk melayani kepentingan umum, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu kecenderungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Menurut Hallahan dalam Reilly dan Matt (2013) The advent of the internet has dramactally changed the way public relations practitioners distribute information, interact with key publics, deal with crises, and manage issues.
Sehingga dapat diartika hubungan masyarakat atau humas merupakan suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. Sedangkan menurut Siagian dalam Minarti (2011:281), humas adalah keseluruhan kegiatan yang dijalankan suatu organisasi terhadap pihak-pihak lain dalam rangka pembinaan pengertian dan memperoleh dukungan pihak lain itu demi tercapainya tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya.
Kemudian menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:6) menyatakan bahwa manajemen hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah proses mengelola komunikasi lembaga pendidikan dengan masyarakat mulai dari kegiatan perencanaan sampai pada pengendalian terhadap proses dan hasil kegiatan sekolah. Lembaga pendidikan keberadaannya dibutuhkan masyarakat, begitu pula sebaliknya lembaga pendidikan juga membutuhkan masyarakat, sehingga perlu adanya kerja sama yang harmonis antara lembaga pendidikan dan masyarakat.
Tujuan Manajemen Humas
Adapaun tujuan dari hubungan sekolah dan masyarkat menurut Purwanto dalam Benty dan Gunawan (2015:8) adalah: 1). Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat, 2). Mendapatkan dukungan, 3). Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah, 4). Memperkaya dan memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan sekolah, 5). Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara masyarakat dan sekolah dalam mendidik anak-anak.
Selain tujuan yang ada di atas, ada beberapa tujuan lain sekolah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat menurut Benty dan Gunawan (2015:9) yaitu: 1). Meningkatkan partisipasi, dukungan, dan bantuan secara konkret dari masyarakat, 2). Menimbulkan dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarakat terhadap kelangsungan program pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien, 3). Mengikutsertakan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sekolah, 4). Menegakkan dan mengembangkan suatu citra yang menguntungkan bagi sekolah terhadap stakeholders dengan sasaran yang terkait yaitu masyarakat internal dan masyarakat eksternal, dan 5). Membuka kesempatan yang lebih luas kepada para pemakai produk atau lulusan dan pihak-pihak yang terkait untuk partisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan uraian tujuan hubungan sekolah dan masyarakat, diketahui bahwa sekolah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat memiliki tujuan yang dapat ditinjau dari kepentingan sekolah dan dari kebutuhan masyarakat.
Langkah-langkah Kegiatan : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Evaluasi
a.      Perencanaan
Menurut Nasution dalam Nurhasanah (2014) perencanaan hubungan masyarakat pendidikan merupakan kegiatan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, beraapa orang, dan berapa jumlah biayanya. Perencanaan hubungan masyarakat dalam pendidikan dapat dibuat berdasarkan rentang waktu yaitu: perencanaan jangka pendek (satu minggu, satu bulan, satu tahun), jangka menengah (2 samapai 5 tahun), dan perencanaan jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
Menurut Fattah (2001:54) adapun dipandang dari tingkatannya maka perencanaan-perencanaan dibedakan ke dalam jenis-jenis:
a)      Perencanaan Strategik, yaitu konspigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai pada masa depan.
b)      Perencanaan Koordinatif, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dpat dicapai secara efektif, dan efisien, dan
c)       Perencanaan operasional, yaitu perencanaan yang memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana strategi.
Pelaksanaan Humas di MTs Almaarif 01 Singosari
1)             Perencanaan Humas di MTs Almaarif 01 Singosari
Proses perencanaan humas berdasarkan hasil observasi lapangan di MTs Almaarif 01 Singosari yakni bagian kehumasan mengadakan rapat dengan mengundang semua staff, guru, wakil kepala sekolah dan kepala sekolah untuk membahas program kerja apa saja yang akan dijalankan oleh sekolah selama 1 tahun kedepan.
2)             Pelaksanaan Humas di MTs Almaarif 01 Singosari
Pelaksanaan humas berdasarkan hasil observasi lapangan di MTs Almaarif 01 Singosari menggunakan beberapa teknik yakni :
a)             Teknik Pertemuan Kelompok
Teknik pertemuan kelompok yang digunakan sekolah adalah rapat. Biasanya rapat diadakan pada saat pembagian rapot peserta didik atau pada saat tahun ajaran baru. Wali murid diundang untuk rapat bersama pihak sekolah untuk membahas program kerja sekolah selama 1 tahun kedepan. Wali murid juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai program kerja yang akan dilaksanakan oleh sekolah.
b)             Teknik Tatap Muka
Teknik tatap muka biasanya dilakukan pada saat ada peserta didik yang terkena masalah, wali murid kemudian dipanggil ke sekolah untuk diberitahu kesalahan dari peserta didik tersebut.
c)             Kunjungan ke Rumah Peserta Didik
Teknik kunjungan ke rumah peserta didik ini dilakukan pada saat Ujian Nasional. Ketika ada peserta didik yang terlambat atau tidak mengikuti ujian maka pihak sekolah mendatangi rumah peserta didik untuk mengetahui keadaan peserta didik tersebut mengapa berhalangan hadir ujian. Hal ini dilakukan karena Ujian Nasional hanya dilakukan sekali, jika peserta didik tidak mengikuti ujian maka dinyatakan tidak lulus.
d)            Laporan Tahunan
Program yang telah dijalankan oleh sekolah di evaluasi pertriwulan dan pertahun, kemudian kepala sekolah melaporkan hasil evaluasi pertahunan kepada Dinas Pendidikan.
e)             Masyarakat Terorganisasi
MTs Almaarif 01 Singosari juga melibatkan Polsek dan BNN dalam kegiatan humas. Ketika terjadi kenakalan remaja (siswa berkelahi) pihak humas memanggil Polsek untuk turun tangan dalam membantu menyelesaikan masalah ini. Masalah kedua yakni ketika guru memeriksa tas peserta didiknya terdapat narkoba di dalam tasnya, dalam menangani masalah ini sekolah memanggil orang tua dari peserta didik tersebut untuk diberi bukti dan diberi peringatan atas perbuatannya. Sekolah juga memanggil BNN untuk tindak lanjut dari masalah ini, dan mengundang BNN untuk mengadakan sosialisasi di MTs Almaarif 01 Singosari tentang bahaya narkoba.
f)              Papan Informasi
Dalam melaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) MTs Almaarif 01 Singosari mempublikasikannya dengan menggunakan brosur, spanduk dan promosi di web sekolah yaitu www.mtsalmaarif01.sgs.com. Di sekolah ini banyak peserta didik yang berasal dari luar jawa, sehingga sekolah dapat mempromosikan PPDB melalui perwakilan peserta didik tiap provinsi.
1)   Pengawasan Humas di MTs Almaarif 01 Singosari
Sedangkan di Mts Almaarif 01 Singosari, pengawasan kegiatan humas dilakukan melalui rapat oleh kepala sekolah dan dilaporkan pertriwulan, lalu di laporkan ke Dinas Pendidikan. Ketika ada program kerja yang tidak dijalankan maka akan dilaksanakan pada tahun mendatang. Namun sejauh ini, tidak ada hambatan dalam proses pengawasan humas di MTs Almaarif 01 Singosari.







DAFTAR RUJUKAN
            Reilly Frances dan John J Matt. 2013. Public Relations Opportunities for Schools Utilizing Innovations in Virtual Comunities. USA: The University of Montana. (http://files.eric.ed,gov/fulltext/EJ1078313.pdf). Diakses 12 April 2018
            Nurhasanah. 2014. Tesis. Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Muhammaddiyah 1 Kepanjen Kabupaten Malang. Http://etheses.uin-malang.ac.id/3216/1/11710024.pdf. Diakses pada 4 April 2018
Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah: Mengelolah Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Benty D.D.N., dkk. 2015. Manajemen Sekolah Dan Masyarakat. Malang: Universitas Negeri Malang



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PENDIDDIKAN KARAKTER DAN IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH


IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SDN
 MADYOPURO 5



Setiap orang ditakdirkan mempunyai karakter, karakter merupakan suatu perilaku yang ada di dalam diri masing-masing individu. Setiap individu mempunyai latar belakang karakter yang berbeda-beda sehingga itulah yang menyebabkannya unik serta beragam. Menurut Philips dalam buku Amirulloh (2015:10), karakter merupakan kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, perasaan, sikap, dan perilaku yang ditampilkan seseorang.
Sedangkan pengertian dari pendidikan karakter menurut Lickona dalam buku Amirulloh (2015:13), pendidikan karakter adalah upaya membentuk/mengukir kepribadian manusia melalui proses knowing the good (mengetahui kebaikan), loving the good (mencintai kebaikan), dan acting the good (melakukan kebaikan), yaitu proses pendidikan yang melibatkan tiga ranah: pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling/moral loving), dan tindakan moral (moral acting/moral doing), sehigga perbuatan mulia bisa terukir menjadi habit of mind, heart, and hands. Tanpa melibatkan ketiga ranah tersebut pendidikan karakter tidak akan berjalan efektif.
A.    Dasar Hukum Pendidikan Krakter
Menurut Asmani (2013:41), berikut adalah dasar hukum pembinaaan pendidikan karakter, yakni :
a.       Undang-Undang Dasar 1945
b.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c.       Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
d.      Permendiknas No 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan
e.       Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
f.       Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
g.      Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014
h.      Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014
i.        Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010-2014
B.     Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Asmani (2013:42) tujuan pendidikan karakter adalah sebagai penanaman nilai dalam diri peserta didik sebagai pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan janka panjangnya yang tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas implus natural sosial yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus menerus.
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, serta seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil peneletian di negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis. Seiring sosialisasi tentang relevensi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat setiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Pendidikan karakter menjadi sangat penting karena posisinya strategis dalam memompa semangat manusia dalam melestarikan dan memperjuangkan nilai-nilai agung tersebut.
C.    Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
Indikator keberhasilan pendidikan karakter menurut Asmani (2013:54) dapat diketahui melalui pencapaian beberapa indikator sebagai berikut:
a.     Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja
b.    Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri
c.     Menunjukkan sikap percaya diri
d.    Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas
e.     Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional
f.     Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif
g.    Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
h.    Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
i.      Mendeskripsikan gejala alam dan sosial
j.      Memanfaatkan alam secara bertanggungjawab
k.    Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia
l.      Menghargai karya seni dan budaya nasional
m.  Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya
n.    Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik
o.    Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
p.    Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat, menghargai adanya perbedaan pendapat
q.    Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek dan sederhana
r.      Menunjukkan ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana
s.     Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan meengah
t.      Memiliki jiwa kewirausahaan
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan seharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah. Indikator ini bisa menjadi parameter sukses atau tidaknya lembaga sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan karakter. Sadangkan jika belum maka dicari faktor penyebabnya, ditemukan solusinya, diterapkan, dan dilihat hasilnya nanti. Tentunya, semua itu harus dilakukan dengan cermat, selektif, dan konsisten dalam menjalankan program dan evaluasi.
D.    Nilai-Nilai Karakter
Asmani (2013:36) menjelaskan bawasannya berdasarkan kajian berbagai nilai agama, norma sosial, peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang telah dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, serta kebangsaan. Berikut adalah daftar dan deskripsi ringkas nilai-nilai utama yang dimaksud.
a.       Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
Nilai ini bersifat religius. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agama
b.      Nilai karakter hubungannya dengan diri sendiri
Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri. Berikut beberapa nilai tersebut:
1.      Jujur
2.      Bertanggung Jawab
3.      Bergaya Hidup Sehat
4.      Disiplin
5.      Kerja Keras
6.      Percaya Diri
7.      Berjiwa Wirausaha
8.      Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan Inovatif
9.      Mandiri
10.  Ingin Tahu
11.  Cinta Ilmu
c.       Nilai Karakter Hubungannya dengan Sesama
1.      Sadar Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain
2.      Patuh pada Aturan-Aturan Sosial
3.      Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain
4.      Santun
5.      Demokratis
d.      Nilai Karakter Hubungannya dengan Lingkungan
Hal ini berkenaan dengan kepeduliaan terhadap sosial dan lingkungannya. Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusaka pada lingkungan alam di sekitarnya. Selain itu, mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
e.       Nilai Kebangsaaan
Artinya, cara berpikir, cara bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri sendiri dan kelompok. Adapun nilai kebangsaan mencakup:
1.              Nasionalis
2.              Menghargai Keberagaman



Hasil dan Pembahasan
A.    Pengertian Pendidikan Karakter
Sejak zaman dahulu, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika bangasa. Masyarakatnya saling menghormati, bertutur kata halus, berbudi pekerti luhur, dan memiliki semangat yang tinggi untuk selalu berjuang mempertahankan tanah airnya.          
Berdasarkan hasil wawancara serta data yang di dapat, dengan narasumber yaitu dengan bapak Drs. Susiswo, M.Pd selaku kepala sekolah di SDN Madyopuro 5 Malang. Narasumber mengatakan bawasannya di SDN Madyopuro 5 tersebut dalam 5 hari kerja sudah menerapkan pendidikan karakter. Sejalan dengan perkembangan zaman nilai-nilai tersebut mulai luntur. Untuk itu perlu adanya usaha untuk mempertahankan nilai-nilai luhur budaya bangsa kita. Salah satu era yang bisa kita lakukan adalah dengan menanamkan pendidikan karakter pada siswa-siswa di sekolah. Dengan adanya penanaman pendidikan karakter tersebut diharapkan siswa dapat menerapkan nilai-nilai luhur bangsa kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian generasi penerus bangsa kita dapat terus mewarisi nilai-nilai luhur budaya bangsa yang nantinya akan berdampak lebih baik lagi untuk kedepanya.
SDN Madyopuro 5 sebagai lembaga pendidikan sekolah dasar sudah melaksanakan pendidikan berkarakter secara integrasi dalam perilaku siswa sehari-hari dan terintegrasi dalam pembelajaran, dengan tujuan agar tertanam nilai-nilai berbudi luhur, sopan, santun, dan bersahaja dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan teori, pendidikan karakter adalah upaya membentuk/mengukir kepribadian manusia melalui proses knowing the good (mengetahui kebaikan), loving the good (mencintai kebaikan), dan acting the good (melakukan kebaikan).
B.     Dasar Hukum Pendidikan Krakter
 Adanya kebijakan desentralisasi dan dekonsentrasi pendidikan akan memberikan kebebasan tiap-tiap jenis satuan pendidikan untuk mengembangkan sumber daya yang ada secara maksimal. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berikut ini merupakan data yang sudah diperoleh dari SDN Madyopuro 5 tentang dasar hukum.
Untuk mengembangkan fungsi tersebut Pemerintah mengeluarkan :
1.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2.      Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
3.      Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
4.      Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
5.      Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
6.      Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
Hampir sama hal nya antara teori dan juga hasil data yang diperoleh mengenai dasar hukum yang sudaha ditetapkan oleh pemerintah. Antara yang terdapat di dalam teori dan data yang diperoleh dari SDN Madyopuro 5 sama-sama terdapat tiga dasar hukum yang sama yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta berdasarkan UUD 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

C.    Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan dengan adanya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SDN Madyopuro 5 Malang yaitu karena anak-anak zaman sekarang akhlaknya sudah luntur , sudah lagi tidak seperti dulu, seperti kurangnya menghormati kepada yang lebih tua, kurang kesadaran rasa tolong-menolong. Dengan demikian menurut narasumber hal demikian tersebut sudah mulai langka, maka dari itu sekarang perlu dikuatkan pendidikan karakter, agar ke-Indonesiaannya tidak hilang. Adapun beberapa tujuan dengan adanya pendidikan karakter yaitu:
  1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Y. M. E. Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
  2. Membentuk peserta didik agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan tuntunan kurikulum yang berlaku.
  3. Membentuk peserta didik agar memiliki kecerdasan, dan kesehatan jasmani maupun rohani.
  4. Menumbuh kembangkan bakat dan kreativitas yang dimiliki oleh siswa.
Disini antara karakter dan hasil observasi berkesinambungan, pada teori pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, serta seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sedangkan pada hasil obeservasi pembentukan karakter juga bertujuan untuk agar peserta didik enjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia dan berbudi pekerti luhur sampai menumbuh kembangkan bakat dan kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik.

D.    Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
           Menurut hasil wawancara dengan bapak Susiswo selaku kepala sekolah SDN Madyopuro 5, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bisa dikatakan berhasil apabila tingkah laku siswa berubah yaitu tentunya berubah menjadi lebih baik lagi dari tingkah laku sebelumnya. Adapun letak keberhasilan tersebut antara lain:
1.      Apabila siswa tersebut yang dulunya tidak sholat menjadi sholat
2.      Yang tadinya belum terbiasa berdoa sebelum makan sekarang sebelum makan selalu berdoa dahulu
3.      Dulu waktu sebelum dan setelah pelajaran belum terbiasa berdoa, sekarang sudah terbiasa berdoa sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung
4.      Kebiasaan sholat jumat berjamaah yang dulunya tidak ada sekarang menjadi sesuatu yang wajib dilaksanakan bagi siswa SDN Madyopuro 5
5.      Mampu membiasakan diri yang dulu nya setelah sholat jumat bersama di masjid langsung pulang, sekarang kembali ke sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
            Menurut narasumber, letak keberhasilan tersebut dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa yang dulunya belum terbiasa melakukan hal-hal yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), sekarang siswa mampu menerapkan kebiasaan-kebiasaan positif apa yang telah diajarkan guru terhadap siswa tersebut. Yakni dari yang kurang baik menjadi lebih baik di masa sekarang dan kedepannya.
            Pada kajian teori, salah satu indikator keberhasilan pendidikan karakter salah satunya merupakan mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja, hal ini berkesinambungan dengan hasil observasi di SDN Madyopuro 5 yaitu yang dulunya belum terbiasa sholat jumat sekarang dengan adanya pendidikan karakter di sekolah siswa menjadi terbiasa sholat jumat.


E.     Nilai-Nilai Karakter
Dari hasil observasi yang sudah dilakukan, terdapat nilai-nilai serta pembiasaan     Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan proses pembentukan akhlaq dan penanaman/pengamalan ajaran Islam. Adapun kegiatan nya meliputi :
a)      Pembiasaan rutin
Merupakan proses pembentukan akhlaq dan penanaman/pengamalan ajaran Islam. Adapun kegiatan pembiasaan meliputi :
1).                Pembacaan Asmaul Husna
2).                Sholat Berjamaah.
3).                Tadarus Al – Qur`an.
4).                Pembinaan Tilawah Qur`an
5).                Berdoa bersama saat Apel Pagi

b)      Pembiasaan terprogram
Merupakan proses pembentukan akhlaq dan penanaman/pengamalan ajaran Islam. Adapun kegiatan pembiasaan meliputi :
1).                Pesantren Ramadhan.
2).                Pelaksanaan `Idul Qurban.
3).                Maulid Nabi.
4).                Hari Raya Idul Fitri.
c)      Kegiatan keteladanan
1)      Pembinaan Ketertiban Pakaian Seragam Anak Sekolah  ( PSAS ).
2)      Pembinaan Kedisplinan.
3)      Penanaman Nilai Akhlak Islami.
4)      Penanaman Budaya Minat Baca.
5)      Penanaman Budaya Keteladanan :
a.       Penanaman Budaya Bersih Diri
b.      Penanaman Budaya Bersih Lingkungan Kelas dan Sekolah
c.       Penanaman Budaya Lingkungan Hijau
d.      Peringatan Hari Bumi dan Lingkungan Hidup
d)     Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
1).                Upacara Bendera setiap hari Senin
2).                Menyanyikan lagu kebangsaan setiap hari
3).                Peringatan Hari Kemerdekaan R.I.
4).                Peringatan Hari Pahlawan
5).                Peringatan Hari Pendidikan Nasional :
a)                  Seminar Pendidikan
b)                  Bedah Buku
e)      Pekan kreativitas siswa
1)      Lomba Kreativitas dan Karya Cipta
2)      Ekskul on the road
f)       Pembinaan dan Bimbingan bagi Calon Siswa Teladan dan Siswa Peserta Olimpiade MIPA
g)      Outdoor Learning and Training
1)      Kunjungan Belajar
2)      Outbond

Menurut teori, nilai-nilai karakter mencakup : 1) Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan, 2) Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, 3) Nilai karakter hubungannya dengan sesama, 4) Nilai karakter hubungannya dengan lingkungan, 5) Nilai kebangsaan. Antara teori dan hasil observasi saling berkaitan, karena pada hasil observasi juga terdapat kegiatan pembentukan akhlaq dan dilaksanakan kegiatan rutin seperti pembacaan asmaul husna, sholat berjamaah. Kemudian terdapat juga nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri seperti pekan kreativitas siswa. Nilai karakter hubungannya dengan sesama juga terdapat pada hasil observasi yaitu dengan melakukan kunjungan outbond bersama dan hal tersebut juga bisa berkaitan dengan nilai karakter yang hubungannya dengan lingkungan. Kemudian nilai kebangsaan, pada hasil observasi nilai yang menunjukkan nilai kebangsaan yaitu ketika waktu melaksanakan upacara bendera hari senin, menyanyikan lagu kebangsaan setiap hari, peringatan hari kemerdekaan RI, serta memperingati hari pahlawan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pendistribusian Sarana dan Prasarana Sekolah

PENDISTRIBUSIAN SARANA DAN PRASARANA       Pendistribusian Sarana dan Prasarana P endistribusian sarana dan prasarana merup...